Militer Israel Eksekusi Massal Warga di Khan Yunis

JAKARTA, YPSP – Militer Pendudukan Israel melanjutkan aksi kebiadabannya dengan melakukan eksekusi massal warga di Khan Yunis, Jalur Gaza Selatan.

Tentara Zionis mengepung Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Amal. Tak hanya mengepung, tentara Israel mencegah pergerakan ambulans untuk menyelamatkan korban luka. Demikian dilaporkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, dr. Ashraf Al-Qudra, Senin (29/1/2024).

Petugas media sebut Ashraf, tidak dapat memberikan layanan dasar kepada warga akibat pemadaman listrik dan rusaknya sebagian besar kendaraan.

“Kota Gaza menderita bencana kesehatan dan lingkungan akibat kelangkaan air, penumpukan limbah, dan kebocoran limbah,” tutur Ashraf.

Ashraf memperingatkan bahwa bendungan Syekh Radwan banjir dan membanjiri rumah ratusan warga, karena curah hujan yang terus berlanjut dan kekurangan bahan bakar.

Agresi militer ‘Badai Al-Aqsha’ yang telah berlangsung selama 115 hari itu ungkap Ashraf, militer Israel melakukan 14 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menyebabkan 215 orang syahid dan 300 orang terluka dalam 24 jam terakhir.

Sejumlah korban masih berada di bawah reruntuhan dan di jalan. Sementara pasukan pendudukan Israel menghalangi ambulans dan kru pertahanan sipil untuk menjangkau mereka.

“Jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 26.637 korban jiwa dan 65.387 korban luka-luka sejak tanggal 7 Oktober lalu,” kata Ashraf.

Pendudukan Israel masih memperketat pengepungan terhadap Rumah Sakit Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal. Akibat pengepunga itu, sistem kesehatan lumpuh.

“Pendudukan Israel melakukan eksekusi lapangan terhadap warga di Khan Yunis dan mencegah kedatangan ambulans untuk mengevakuasi para syuhada dan terluka,” Ashraf melaporkan.

“Kami menyerukan lembaga-lembaga internasional untuk segera melakukan intervensi untuk melindungi semua rumah sakit, terutama rumah sakit Khan Yunis, yang menjadi sasaran langsung di masa-masa sulit ini, untuk melindungi staf, ratusan orang yang terluka, dan ribuan orang yang terluka, dan untuk menyediakan obat-obatan, makanan, dan bahan bakar,” ujar Ashraf.

Kementerian Kesehatan Palestina mengutuk penargetan sistematis. PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan didesak untuk menghentikan dukungannya terhadap kebiadaban Israel.

“Kami menegaskan bahwa hentikan melemahkan upaya bantuan dan kesehatan yang dilakukan dan meningkatkan kondisi bencana yang dihadapi rakyat kita, khususnya di Jalur Gaza, yang rentan terhadap agresi brutal dan pengungsian paksa dalam keadaan yang tidak pantas,” tegasnya. (top/**)

Sumber: OKENESIA.COM