4 Bulan Agresi Israel, Korban Syuhada Warga Gaza Capai 27.238 Orang

JAKARTA, YPSP – Agresi militer Pendudukan Israel perang genosida terhadap warga Jalur Gaza, Palestina praktis sudah berlangsung selama empat bulan, terhitung sejak tanggal 7 Oktober 2023. Hingga Sabtu (3/2/2024) atau 120 hari, pembunuhan massal atau genosida terhadap bangsa Palestina sepertinya, belum menunjukkan tanda-tanda menemui akhir.

Bahkan, kebiadaban nan brutal militer Zionis Israel kian menjadi-jadi. Kantor Informasi Pemerintah Palestina mengeluarkan pembaruan mengenai statistik utama dari perang pemusnahan yang dilakukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.

“Seratus dua puluh hari atau empat bulan perang pemusnahan dimulai. Militer Israel telah melakukan 2.325 pembantaian terhadap warga Gaza,” demikian dilaporkan Juru Bicara Kantor Informasi Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha, Sabtu (3/2/2024).

Atas ribuan kali pembantaian itu, 34.238 syuhada dan orang yang dinyatakan hilang. Hilang, tidak diketahui nasibnya atau mungkin saja masih tertimbun di bawah reruntuhan gedung yang ambruk dihantam bom berhulu ledak tinggi menyasar pemukiman warga.

“Korban syuhada mencapai 27,238 yang telah sampai di rumah sakit. Dari jumlah itu, 12.000 syuhada anak-anak, 8,190 syuhada perempuan, 339 syuhada dari tenaga medis, 46 syuhada dari pemadam kebakaran122 syuhada dari jurnalis,” urai Ismail.

Ada sekira 7.000 warga yang dinyatakan hilang, 70 di antaranya anak-anak dan perempuan. Jumlah korban yang mengalami luka-luka juga terus bertambah, dan jumlahnya hingga saat ini sudah mencapai 66.452 warga.

“Sekitar 11.000 warga terluka yang membutuhkan perjalanan untuk pengobatan menyelamatkan nyawa, dan kondisi mereka cukup parah. Ada 10.000 lebih penderita kanker yang menghadapi risiko kematian. Terinfeksi penyakit menular akibat pengungsian mencapai 700.000 warga. Kasus infeksi hepatitis virus wabah akibat pengungsian mencapai 8.000 orang,” kata Ismail.

Penderitaan warga Jalur Gaza seolah tanpa akhir. Wanita hamil yang berisiko, karena kurangnya perawatan kesehatan mencapai jumlah 60.000 wanita, 350.000 penderita kronis yang berisiko, karena ketidaksetaraan obat.

Di tengah krisis ketersediaan obat-obatan dan penghancuran fasilitas pelayanan dan alat kesehatan, militer Israel menahan 99 tenaga kesehatan. Kalangan jurnalis juga menjadi target penahanan, terdapat 10 jurnalis yang nama-namanya diketahui.

Dua juta warga Jalur Gaza menjadi pengungsi. Militer Israel juga menghancurkan 140 kantor pemerintah, 100 sekolah dan universitas yang sepenuhnya dihancurkan, 295 sekolah dan universitas yang sebagian hancur.

Rumah ibadah pun tak luput dari penghancuran. Yakni, 183 masjid yang sepenuhnya hancur, 264 masjid hancur sebagian serta 3 gereja telah hancur.

Perumahan penduduk warga Gaza yang mencapai 70.000 unit hancur, 290.000 unit rumah hancur sebagian.

Selama perang ‘Badai Al-Aqsha’, pasukan udara militer Israel telah menjatuhkan 66.000 ton bahan peledak.

Ismail juga melaporkan bahwa 30 rumah sakit tak lagi beroperasi dan 53 pusat kesehatan sejenis puskesmas juga hancur. Sebanyak 150 institusi kesehatan yang sebagian disasar oleh pendudukan Israel, menghancurkan 122 ambulans serta menghancurkan 200 situs bersejarah dan warisan. (top/**)

Sumber: OKENESIA.COM